Munas Partai Demokrat yang akan digelar pada 21-23 Mei mendatang akan mencatatkan sebagai Munas yang menggunakan teknologi terbaru elektronik voting. E-voting akan diterapkan pada proses pemilihan ketua umum partai. Demikian Ketua Organizing Commitee Munas Partai Demokrat Didit Moekriyanto menjelaskan dalam jumpa pers persiapan Munas Partai Demokrat di PRJ Kemayoran, Jakarta, Sabtu (15/5/2010).
Didik mengatakan konsep e-voting sama dengan model konvensional yang menggunakan hak, tetapi melewati proses verifikasi.
Bedanya, lanjut Didik, proses klarifikasi peserta akan dimodali ID Card. ID card akan di barcode oleh panitia. Saat pemilihan ketua umum, ID diverifikasi dan akan dibaca oleh mesin. Setelah terbaca maka identitas pemilih akan muncul dalam layar besar dan bisa diakses seluruh peserta.
"Baru kemudian boleh memilih menuju bilik suara," jelas Didik seperti dikutip Okezone.
Setelah masuk di bilik suara, lanjut Didit, peserta akan menghadapi layar komputer untuk melakukan verifikasi kedua. Kemudian layar monitor touch screen akan memunculkan foto kandidat untuk dipilih. "Teknologi ini dapat diaudit kebenarannya," jelasnya.
Kemudian, hasil pemilihan akan diumumkan secara elektronik. Dan jika ada kandidat yang merasa dirugikan maka alat bukti pemilihan berupa struk pemilihan bisa diminta lagi oleh pihak yang protes sebagai bukti.
Wacana Aklamasi
Sementara itu Ketum PD Hadi Utomo menegaskan bahwa dalam kongres ini Demokrat memastikan tidak akan mengembangkan wacana aklamasi dalam pemilihan ketua umum.
“Kami tidak. Kami akan tegakkan kehidupan demokrasi, tapi kalau dalam pemilihan hanya ada satu calon, itulah yang kita pilih,” kata Ketum dalam kesempatan yang sama.
“Aklamasi juga sebagian dari demokrasi. Tapi sejak awal kita silakan siapa saja yang mau mendaftar. Tapi tidak kita pasang barikade-barikade harus aklamasi. Karena ini Partai Demokrat, jadi kita dukung demokrasi yang bagus,” tegas Ketum.
Ketum juga membantah isu soal adanya aliran dana dari salah satu calon Ketua Umum kepada DPC-DPC senilai Rp300 juta untuk keperluan umroh.
“Enggak ada, mungkin hanya joke saja. Siapa sih yang bisa mengeluarkan uang sebanyak itu. sampai saat ini belum ditemukan dan sudah kita ingatkan kepada semua kandidat untuk tidak menggunakan money politics,” bantah Ketum.
“Karena budaya politik demokrat itu politik, cerdas, bersih dan santun. Mungkin politik sedang panas-panasnya jadi ada suara ke sana-sini,” ujar Ketum. (Anto)
WASPADA AKUN TIDAK JELAS MERUSAK NAMA KETUA OPM TPNPB
-
WASPADA TERHADAP PROPAGANDA DAN PROVOKASI OLEH BEBERAPA ORANG DENGAN
IDENTITASNYA TIDAK JELAS DI BEBERAPA GROUP WHATSAPPS UNTUK MERUSAK NAMA
KETUA OPM TPNP...
0 komentar:
Posting Komentar